Minggu, 12 Desember 2010

Yogya Kian Berkecamuk

Sebagaimana diketahui, memprotes draf RUU Keistimewaan Yogyakarta versi pemerintah pusat; Prabukusumo mundur dari keanggotaan Partai Demokrat pada 9 Desember kemarin. Selama ini, adik Sri Sultan itu menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat DIY.
"Perjuangan kami sekarang sangat berat. Kami semua harus melihat partai mana yang punya nyali dan hati nurani,” kata Prabukusumo, Minggu, 12 Desember 2010. “Rakyat Yogya silakan pilih partai mana pun yang mendukung penetapan.” Sementara itu, Sukiman, Ketua Paguyuban Dukuh se-DIY, mengatakan bahwa perjuangan dia dan kelompoknya untuk mempertahankan keistimewaan Yogyakarta tidak akan pernah berhenti.

Dia mengatakan aksi massa untuk mendukung Prabukusumo dan status DIY itu dimulai pukul 10.00 WIB. Diperkirakan ribuan orang akan hadir, terdiri dari berbagai elemen masyarakat. Mereka akan berkumpul di Alun-alun Utara Keraton. Setelah bertemu Prabukusumo, massa akan melakukan aksi long march melintasi Jalan Malioboro menuju kantor DPRD DIY. Demokrat terbelah
Menyikapi pengunduran diri Prabusukusumo, dalam rapat terbatas pada 10 Desember 2010, DPP langsung menunjuk Wakil Sekjen I DPP Demokrat Angelina Sondakh menjadi pelaksana tugas menggantikan Prabukusumo.

Tapi, alih-alih menyelesaikan persoalan, penunjukan mantan Putri Indonesia asal Manado itu malah memicu pro-kontra baru di tubuh Demokrat DIY. Sekretaris Bidang Politik Keamanan DPD Demokrat DIY Pongky Arwendo menilai penunjukan Angelina tidak absah lantaran tidak pernah dikomunikasikan dengan pengurus DPD Partai Demokrat DIY.
Menghindari perpecahan lebih dalam, suara sumbang semacam itu segera diupayakan diredam. "Memang ada beberapa yang kecewa. Tapi sekarang semua pengurus menerimanya karena merupakan keputusan DPP yang harus ditaati," kata Wakil Ketua I DPD Demokrat DIY Sukedi. Jika masih menyuarakan penolakan, menurut Sukedi bakal ada sanksi partai bagi mereka yang membandel. Soal ini, kepada ViVAnews.com, Angelina berkata, "Wajar jika ada penolakan dan beberapa kader yang merasa keputusan ini tidak dikomunikasikan." Namun, dia meminta agar semua pihak memahami urgensi keputusan ini, yang diambil pasca mundurnya Prabukusumo dari Demokrat dan dikaitkan dengan kondisi Yogyakarta terkini.

"Ada situasi yang tidak normal di Yogyakarta. Kondisinya kasuistik sehingga harus ada keputusan yang cepat agar roda organisasi partai tetap bekerja menyerap aspirasi masyarakat," jelasnya.

Lantas, apakah mundurnya adik Sri Sultan ini akan mempengaruhi suara Demokrat di provinsi ini?
Sekretaris Jenderal DPP Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyatakan tak ada korelasinya. "Dukungan untuk Partai Demokrat berdasarkan kinerja kader, bukan dari polemik yang timbul."

0 komentar:

Posting Komentar

Archives

statistik